Pertamina Geothermal (IDX:PGEO) Cetak Laba Bersih USD 31,37 Juta di Q1 2025: Performa Turun 34%!

Meskipun turun pada Q1 2025, PGEO diperkirakan masih menarik ke depannya dengan adanya tambahan unit pembangkit baru.
Kurang optimalnya performa PGEO di kuartal I 2025 berpotensi menghambat momentum kenaikan harga sahamnya.
Kurang optimalnya performa PGEO di kuartal I 2025 berpotensi menghambat momentum kenaikan harga sahamnya.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan laba bersih sebesar USD 31,37 USD di Q1 2025, turun 33,97% jika dibandingkan dengan Q1 2024.

Penyebab penurunan laba yang cukup signifikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya penurunan penjualan uap dan listrik, naiknya beban, rugi selisih kurs, dan naiknya beban keuangan.

Total pendapatan PGEO pada kuartal pertama 2025 hanya mencapai USD 101,51 juta sedikit turun, -1,76% jika dibandingkan dengan Q1 2024 yang mencapai USD 103,32 juta.

Hal tersebut diakibatkan oleh sedikit turunnya penjualan uap dan listrik ke pelanggan utama, PLN dan Indonesia Power, yang hanya mencapai USD 96,65 juta, turun -2,16% vs. Q1 2024: USD 98,78 juta.

Sementara itu, beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya naik 6,8% year-on-year di Q1 2025 dan menyebabkan laba kotor turun. Perlu diketahui bahwa Idul Fitri jatuh pada kuartal pertama 2025 sehingga THR (salah satu komponen dari beban tersebut) mungkin menyebabkan kenaikan.

Kemudian, PGEO juga mencatat kerugian kurs hingga USD 8,94 juta di Q1 2025. Padahal pada Q1 2024, PGEO mencatat laba kurs hingga USD 5,29 juta.

Beban keuangan di Q1 2025 mencapai USD 7,30 juta, naik 30,52% dari Q1 2024 yang hanya mencapai USD 5,59 juta. Pendapatan keuangan Q1 2025 hanya mencapai USD 6,06 juta tidak mampu menutup beban keuangan tersebut (Q1 2024: USD 10,60 juta).

Baca juga: Bioskop XXI (IDX:CNMA) Rugi Rp 69,4 Miliar di Kuartal I 2025, Jumlah Penonton Lesu!

Tambahan Unit Pembangkit Baru Akan Perbaiki Performa PGEO

Meskipun performa di awal tahun 2025 ini kurang optimal, potensi PGEO untuk FY2025 masih tergolong sangat baik.

Cash PGEO tampaknya makin membesar. Pada periode ini PGEO membukukan cash hingga USD 703,85 juta (Q1 2024: USD 655,19 juta, naik 7,43%).

Selain itu, per 31 Maret 2025, pembangunan pembangkit baru Lumut Balai unit 2 dengan kapasitas 55 MW telah mencapai tahap Rekayasa, Pengadaan, Konstruksi, dan Komisioning (EPCC) dengan progress penyelesaian 99,30%. Unit pembangkit baru ini diharapkan mulai beroperasi secara komersial di kuartal II 2025.

Tambahan pembangkit baru ini sejalan dengan ambisi PGEO untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dikelola sendiri menjadi 1 GW.

Selain itu, PGEO juga menggandeng perusahaan energi asal Turki, Zorlu Enerji Elektrik Üretim A.Ş dan telah menandatangani Joint Study Agreement (JSA) di Ankara pada Kamis (10/04/2025).

Baca juga: Produsen Lantai Keramik UNO (IDX:ARNA) Untung Rp 105 Miliar di Kuartal I 2025: Bertahan!

Potensi Dividen PGEO di tahun 2025

Selama tahun buku 2024, PGEO mencatat laba bersih sebesar USD 160,49 juta atau setara dengan EPS Rp 61,28 per lembar. Dengan asumsi payout ratio 80% - 90%, maka estimasi dividen atas tahun buku 2024 pada tahun 2025 menjadi sekitar Rp 49 - Rp 55 per lembar.

Kepastian jumlah dividen PGEO yang akan dibagikan masih akan menunggu hasil RUPST yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 03 Juni 2025 mendatang.

Pada penutupan perdagangan BEI, hari Jumat (25/04/2025), saham PGEO naik 4,89% dan diperdagangkan pada harga Rp 965 per lembar. Sejak bursa efek beroperasi kembali pasca libur lebaran 2025 hingga hari ini, saham PGEO telah naik hingga +20,31%.

Baca juga: Prospek Kuartal I 2025 BRIS: Masih Bisa Tumbuh Double Digit?

Professional content writer, copywriter, and owner of TokoKata. Passionate blogger and SEO enthusiast. Practicing my bachelor's degree in accounting at the Indonesian Stock Exchange.