Harga CPO Naik +20% Sejak Awal 2024: Saham PT PP London Sumatra (LSIP) Mulai Uptrend Lagi?
Pada sesi perdagangan Bursa Efek Indonesia hari Rabu (03/04/2024), saham PT PP London Sumatra (IDX:LSIP) berhasil breakout mematahkan trend falling wedge-nya.
LSIP berhasil menembus resistensi atas 915 dan bergerak naik ditutup di level 925 pada sesi perdagangan saham hari ini, dan sempat mencatatkan high 940.
Kenaikan harga saham LSIP ini tidak lepas dari pengaruh kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO). Sejak awal Januari, harga CPO telah naik sebesar 21,15%. Secara nominal, harga CPO sempat menyentuh level RM 4.418 per metrik ton pada hari ini.
Baca juga: Potensi Jangka Pendek dan Menengah Saham Pertamina Geothermal PGEO - Harganya Bakal Makin Panas?
Saham LSIP breakout dari trend falling wedge. Sumber: Stockbit/Harry Wijaya. |
Adanya fenomena El Nino menyebabkan supply produksi sawit tertekan sejak akhir 2023. Selain itu, perayaan Ramadan dan Idul Fitri mengakibatkan naiknya permintaan CPO sebagai bahan baku minyak goreng.
Kemudian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk melakukan uji terap program biodiesel 40% atau bahan bakar nabati dari sawit (B40) untuk sektor non-industri tahun ini. Hal ini diprediksi akan memperkuat harga CPO ke depannya.
Kendati demikian harga CPO sangat dipengaruhi oleh permintaan negara-negara tujuan ekspor, seperti China, India, dan Uni Eropa.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia (IDX: BRIS) Akan Segera Menggelar RUPS! Begini Potensi Dividennya!
Performa Fundamental LSIP
Secara fundamental, LSIP tercatat memang mengalami penurunan kinerja di tahun 2023. Emiten milik Group Salim ini hanya mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 762 miliar, turun signifikan -26,48% dari tahun sebelumnya. Pendapatan LSIP turun -8.62% (annual YoY).
Penjualan CPO yang menurun akibat turunnya produktivitas pohon sawit tua membuat laba LSIP tertekan. Selain itu harga CPO yang lemah di tahun 2023 juga menjadi salah satu penyebab utama turunnya laba LSIP. Adanya aksi boikot oleh Uni Eropa di tengah isu deforestasi memperparah turunnya harga CPO tahun lalu.
Kabar baiknya, LSIP merupakan emiten dengan kepemilikan kas yang cukup tebal. Menurut laporan keuangan Q4, emiten ini memiliki cash sebanyak Rp 4,51 triliun dan tidak mencatatkan hutang yang berarti.
Bahkan selama tahun 2023, meskipun penjualan turun , LSIP masih mampu untuk mencatatkan operating cash flow positif Rp 1,41 triliun.
Secara valuasi, saat ini LSIP memasuki harga wajarnya jika dilihat dari kacamata Price to Earnings ratio (PE ratio). Selama 3 tahun terakhir PE ratio LSIP berada di level 8,54 dan saat ini PE ratio LSIP adalah sebesar 8,28. Namun, forward PE ratio-nya berada di level 7, yang mengindikasikan pesimisme investor.
Sedangkan jika dilihat dari segi price to book value (PBV), harga saham LSIP tergolong undervalue. Dalam 3 tahun terakhir, PBV emiten LSIP rata-rata berada di kisaran 0,75. Sedangkan saat ini PBV LSIP bergerak di level 0,56 saja.
Potensi Pembagian Dividen LSIP di tahun 2024
LSIP menbukukan earning per share (EPS) tahun 2023 sebesar Rp 111.68 per lembarnya. Jika payout ratio tahun ini adalah 50%, maka perkiraan dividen yang akan dibagikan adalah sebesar Rp 55.84 per lembar. Jika payout ratio-nya 45%, maka estimasi dividennya menjadi Rp 44,67 per lembar. Jika mengacu pada harga penutupan hari ini, yaitu Rp 925, maka dividen yield LSIP berada di kisaran 4,8% hingga 6,0%.
Perlu diketahui bahwa LSIP merupakan salah satu emiten di BEI yang konsisten membagikan dividen tiap tahunnya. Bahkan sejak tahun 2009 hingga 2023, atau 14 tahun terakhir, LSIP selalu membagikan dividen.
Risk and Reward
Dengan adanya kenaikan harga CPO yang mencapai lebih dari +20% di kuartal pertama tahun 2024, kinerja Q1 LSIP juga diharapkan bakal membaik. Penguatan harga CPO diprediksi akan terus berlanjut hingga semester pertama 2024.
Selain CPO, LSIP juga merupakan penghasil karet dan kakao (coklat). Dua komoditas tersebut ternyata juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan selama beberapa bulan terakhir akibat dampak El Nino. Walaupun jumlah produksinya tidak signifikan, kenaikan harga komoditas tersebut diharapkan bisa memberikan nilai lebih di kuartal pertama.
Kendati demikian, umur sawit di perkebunan LSIP memang sudah menua. Berdasarkan data annual report 2022, sekitar 40% area tanam sawit produktif LSIP ditempati oleh pohon dengan umur di atas 20 tahun. Hal ini tentunya menjadi concern tersendiri bagi para calon investor mengingat produktivitas sawit tua akan semakin turun.
Selama tahun 2023, produksi TBS masih bisa menyamai tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,18 juta ton, dan produksi CPO sebesar 294 ribu ton, turun -4%.
Saham LSIP mencatat rekor 52 weeks low di level 820 dan 52 weeks high di level 1.135.
Berdasarkan harga penutupan Rabu, 3 April 2024, saham LSIP berada di level 925.
Tentang Penulis
Disclaimer
Penyebutan nama saham tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus, buruk, atau pun rekomendasi jual, beli, atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja masa lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang.
Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data.
Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi. Penulis tidak menanggung kerugian dan tidak bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi akibat dari membaca artikel ini.
Gabung dalam percakapan